Rasio Elektrifikasi Kepri Meningkat, Program Kepri Terang Percepat Pemerataan Listrik

Dailykepri.com | Tanjungpinang – Rasio elektrifikasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus mengalami peningkatan sejak tahun 2020, menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperluas akses listrik bagi masyarakat. Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengungkapkan bahwa rasio elektrifikasi di wilayah tersebut telah mencapai 98,18 persen pada awal tahun 2025, menyisakan sekitar 1,81 persen rumah tangga yang belum mendapatkan akses listrik.

Sejak 2020, rasio elektrifikasi meningkat secara bertahap dari 93,72 persen pada tahun 2020, menjadi 94,50 persen di 2021, 96,32 persen di 2022, 97,99 persen di 2023, hingga 98,18 persen di 2024.

Sebagai bagian dari upaya percepatan pemerataan listrik, Program Kepri Terang telah berhasil mengurangi jumlah pulau berpenghuni yang belum dialiri listrik. Pada tahun 2020, terdapat 118 pulau berpenghuni yang belum memiliki akses listrik. Namun, berkat program ini, jumlah tersebut berkurang menjadi 38 pulau berpenghuni yang masih belum mendapatkan pasokan listrik hingga 2025.

Menurut Ansar Ahmad, sebanyak 155 pulau kini telah dialiri listrik oleh PLN, sementara 31 pulau lainnya mendapat pasokan listrik melalui bantuan pemerintah dari sumber non-PLN. Namun, masih terdapat satu desa yang belum dialiri listrik, yakni Desa Lalang, Kabupaten Lingga , yang merupakan hasil pemekaran wilayah.

Saat ini, Kepri memiliki 110 sistem isolated PLN , di mana 41 sistem sudah beroperasi selama 24 jam , sementara 69 sistem lainnya beroperasi selama 14 jam . “Kini hanya tinggal tiga ibu kota kecamatan yang masih menggunakan sistem listrik 14 jam, jumlah ini jauh menurun dibanding tahun 2020 yang mencapai 11 kecamatan,” jelas Ansar.

Selain itu, dalam periode 2021–2024 , Program Kepri Terang telah membangun genset atau solar home system (SHS) di 21 pulau serta jaringan listrik di 59 desa/pulau . Program ini juga telah berhasil menyalurkan sebanyak 12.764 bantuan pasang baru listrik (BPBL) melalui berbagai sumber pendanaan, termasuk APBD, APBN, CSR , serta penyediaan SHS .

Rinciannya, jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan pasang baru listrik dalam empat tahun terakhir adalah:
– 2021 : 4.524 rumah tangga
– 2022 : 1.739 rumah tangga
– 2023 : 2.895 rumah tangga
– 2024 : 3.606 rumah tangga

Ke depan, pemerintah terus berupaya untuk menyelesaikan elektrifikasi di seluruh pulau berpenghuni yang tersisa, serta meningkatkan jam operasional listrik di 69 sistem isolated PLN agar dapat beroperasi selama 24 jam , terutama di tiga ibu kota kecamatan yang masih menggunakan sistem 14 jam.

“Percepatan pembangunan sarana tenaga listrik tetap menjadi prioritas, sehingga seluruh masyarakat Kepri dapat menikmati akses listrik yang lebih merata dan berkelanjutan,” tutup Ansar. (**/Ant)

(Ant)

Komentar