21 Sekolah Lansia BKKBN Kepri jadi Motor Program SIDAYA

Batam, Headline, Kepri3717 Dilihat

Dailykepri.com | Batam, Kemendukbangga/BKKBN— Sebanyak 21 Sekolah Lansia di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) siap mendukung suksesnya program quick wins SIDAYA (Lansia Berdaya). Program ini bertujuan memberdayakan lansia melalui peningkatan kualitas hidup dan partisipasi aktif dalam masyarakat, serta melibatkan keluarga dan kader pendamping. Sekolah Lansia menjadi salah satu indikator utama program dan telah tersebar di tujuh kabupaten/kota sejak mulai dibentuk pada 2023.

Kepala BKKBN Kepri, Rohina, menjelaskan bahwa SIDAYA berfokus pada tujuh dimensi lansia tangguh: spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesi vokasional, dan lingkungan. Menurutnya, penguatan aspek spiritual dan sosial sangat penting untuk menjaga kesehatan mental lansia. “Kita ingin para lansia tetap sehat, aktif, dan merasa dihargai. Mereka bukan beban, tetapi aset yang perlu diberdayakan,” ujar Rohina, saat diwawancarai pada hari Minggu (24/8/2025).

Program ini juga didukung oleh berbagai kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan lansia, pembentukan kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) bagi keluarga lansia, pelatihan pendampingan dan perawatan jangka panjang bagi kader, serta sekolah lansia. Di Kepri, melalui aplikasi Sistem Informasi Keluarga(SIGA) tercatat ada 291 kelompok BKL aktif yang menjadi garda terdepan dalam edukasi dan dukungan sosial bagi lansia di lingkungan masing-masing. Kegiatan ini turut melibatkan mitra lintas sektor mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Perguruan Tinggi, yayasan, hingga sektor perbankan.

Avian Brands dan Tirta Kencana Tatawarna di Karimun memberikan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menunjang kegiatan Sekolah Lansia “BKL Cerita” di Desa Pangke. Sekolah Lansia “Tangguh” didukung sepenuhnya oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan dan dikelola oleh yayasan Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia Aisyah . “Hal ini dapat menjadi contoh bagi sekolah lansia lainnya, khususnya di daerah Kepri”, terangnya.

Rohina menambahkan, program SIDAYA memberikan dampak positif nyata bagi lansia. Mereka mendapatkan akses lebih baik terhadap layanan kesehatan dan informasi gaya hidup sehat, serta kesempatan untuk terus aktif dan berdaya dalam masyarakat.

“Lansia jadi merasa dihargai karena mereka bisa tetap berkontribusi dan tidak merasa sendiri,” ujarnya.

Terbentuknya jaringan sosial juga dinilai penting untuk mengurangi rasa kesepian.bagi lansia. Meski demikian, tantangan tetap ada. Masih ditemukan lansia yang enggan memeriksakan kesehatan karena minimnya informasi atau tidak ada yang mengantar. Selain itu, dukungan anggaran dari berbagai pihak juga masih perlu ditingkatkan.

Rohina berharap adanya kolaborasi lebih luas dari pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat untuk memastikan kelancaran program ini, terutama dalam edukasi dan pemenuhan hak-hak dasar lansia.

Dengan tagline “Hidup Cuma Sekali, Jangan Menua Tanpa Arti”, program SIDAYA juga diharapkan menjadi gerakan bersama dalam menciptakan lansia yang sehat, mandiri, dan bermakna. “Kami optimistis Kepri bisa menjadi contoh baik dalam memberdayakan lansia jika semua pihak saling mendukung,” tutup Rohina.

Penulis : Dewita

Komentar