Dailykepri.com | Batam – Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 Provinsi Kepulauan Riau menggelar dialog interaktif Refleksi 25 Tahun Reformasi bersama tokoh pemuda, aktivis PMII, GMNI, SEMMI dan perwakilan 6 Perguruan Tinggi di Kota Batam (UNRIKA, UIS, UT, UIB, UPB dan Stikes Mitra Bunda) Kamis, 18 Mei 2023 di Posko PENA 98, Tiban, Kota Batam.
Hazhary selaku moderator kegiatan tersebut memaparkan bahwa peringatan 25 tahun reformasi digelar di setiap Provinsi termasuk di Provinsi Kepulauan Riau.
“Hari ini refleksi 25 tahun kita gelar di Provinsi Kepri. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan di setiap Provinsi di Indonesia hingga akhir Mei nanti,” ujar pria yang terlahir dari aktifis di awal tahun 2000-an sambil sambil membuka dialog interaktif.
Agenda dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Darah Juang. Selanjutnya tiga pembicara dari aktivis 98 seperti Bung Tito Suwandi, Bung Frengki, R. Ghafur diminta menyampaikan tentang sekelumit pergolakan reformasi 98.
Tito Suwandi, salah satu aktivis mahasiswa 98 menegaskan tentang pentingnya mahasiswa dan aktivis kampus mengetahui sejarah reformasi tersebut bergulir.
“Buah dari reformasi itu kawan-kawan bisa nikmati hingga kini. Mungkin jika gerakan aktivis 98 tidak ada, hingga kini kita tidak dapat berdiskusi secara bebas, maka penting untuk sejarah perjuangan reformasi direfleksikan setiap tahunnya agar kita semua tidak lupa siapa pelakunya, maka jangan asal pilih pemimpin yang menjadi pelaku kelam sejarah 98 dulu,” ucap Tito sambil menerangkan sejarah lahirnya gerakan 98.
Sementara itu, R. Ghafur, aktivis 98 lainnya menyatakan bahwa reformasi 98 bergulir karena segenap elemen mahasiswa waktu itu memiliki satu persepsi untuk menumbang rezim yang berkuasa selama 32 tahun.
“Gerakan mahasiswa Tahun 98 bisa menyatu ketika persepsi antara mahasiswa saat itu cuma satu. Bagaimana rezim tirani harus tumbang dan gerakan itu mengakar sampai ke basis rakyat,” katanya.
Ghafur pun menyemangati para aktivis mahasiswa untuk terus merawat idealisme, meningkatkan daya kritis dan kepekaan terhadap persoalan sosial dan kebangsaan.
“Karena perubahan itu adanya di tangan mahasiswa. Sejarah mencatat itu,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan tantangan aktivis hari ini berbeda jauh dengan ancaman para aktivis 98.
“Dulu yang vokal dan kritis terancam hilang dan diculik. Tapi sekarang yang vokal dan kritis ditawari hal yang berbentuk hedon. Hati-hati,” katanya.
Disela-sela dialog, peserta terlihat antusias dan interaktif dengan melontarkan beberapa pertanyaan-pertanyaan kritisnya terhadap narasumber.
Usai seluruh pertanyaan dijawab oleh narasumber, Hazhary selaku moderator menutup acara dengan penuh harapan pada agenda peringatan Reformasi bisa dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.
“Mudah-mudahan agenda seperti ini bisa kita selenggarakan secara rutin di Provinsi Kepulauan Riau, sambil menaburkan serangkaian kegiatan lainnya selain diskusi seperti pameran foto kejadian 98 dan dokumenter lainnya,” tutup Hazhary mengakhiri diskusi dan disambut tepuk tangan meriah oleh semua hadirin.
Setelah dialog interaktif usai, mahasiswa Kota Batam dan aktvis PENA 98 Kepri mengucapkan sumpah mahasiswa dan dilanjutkan dengan melakukan sesi dokumentasi bersama. (Red/G)
Refleksi 25 Tahun Reformasi. PENA 98 Kepri Ajak Mahasiswa Tingkatkan Daya Kritis dan Kepedulian

Komentar