DailyKepri.com | Bukittinggi – Masyarakat Hukum Adat Kurai Limo Jorong beserta Parik Paga Nagari Kurai (PPNK), Alim Ulama, Cadiak Pandai dan Bundo Kanduang, melaksanakan Deklarasi Limbago Adat Kurai Limo Jorong di Pelataran Taman Pedestarian Jam Gadang, Sabtu (28/10/2023).
Dedi Marhendi (Sutan Rajo Mudo) selaku inisiator menerangkan tujuan dari Deklarasi Limbago Adat ini adalah untuk menyatukan Inyiak Mamak Kurai Limo Jorong serta mengembalikan fungsi inyiak Mamak di Nagari yaitu filsafat, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, dapat juga di pahami secara sederhana maknanya adalah bahwa adat Minangkabau bersendikan atau berdasarkan agama Islam dan agama Islam itu sendiri dasarnya adalah Al-Qur’an.
Sementara Samsul Bahri yang juga salah satu Inisiator Deklarasi Limbago Adat Kurai Limo Jorong mengatakan dengan telah berkumpulnya Inyiak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang serta Parik Paga dan tokoh tokoh Masyarakat Kurai, saat ini tidak ada perbedaan prinsip dan sekarang tinggal untuk menindaklanjuti.
“Dengan telah dideklarasikan nya Limbago Adat ini dan dengan telah adanya Pimpinan Limbago Adat ini yang akan bertanggung jawab urusan keluar dan kedalam,” ujarnya saat di wawancarai di tempat acara.
“Perlu diingat, ada dua Niniak Mamak bertanggung jawab dalam memutuskan, menetapkan Hukum Adat, tapi kalau Pengurus Limbago Adat itu urusan nya dengan Pemerintahan, urusan masalah, baik itu dari luar maupun dari dalam,” lanjutnya
“Selama ini kita tidak tau, apa itu kerja Niniak Mamak dan apa kerja Cadiak Pandai, yang disebut dengan Tungku Tigo Sajarangan itu tadi,” tutup Samsul Bahri.
Acara yang digelar bertepatan di hari Sabtu dimulai sekitar jam 14.00 Wib terlihat dihadiri sekitar seratus orang Masyarakat dimulai dengan pengucapan Sumpah Pemuda oleh Parik Paga, dilanjut dengan tari Pasambahan dan selesai pada pukul 17.00 Wib dilanjutkan dengan keliling kampung Kurai menggunakan sepeda motor dan mobil. (*/Ari)
Komentar