Momentum Cuci Bersih Institusi POLRI

Dailykepri.com | Nasional – Institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang diharapkan sebagai salah satu institusi penegak hukum dan pengayom masyarakat, belakangan ini namanya semakin santer di pemberitaan. Pandangan negatif masyarakat yang tertanam selama ini tentang polisi yang cenderung dianggap sebagai raja pencari kesalahan terutama bagi pengendara kendaraan. Padahal  kita tahu bahwa masih banyak polisi jujur di luar sana. Akibat perbuatan beberapa oknum mengakibatkan masyarakat berpandangan sinis kepada lembaga kepolisian sehingga sampai muncul istilah di kalangan masyarakat kalau tidak viral tidak akan ditindaklanjuti.

Tidak hanya sampai di situ, satu kasus besar yang sangat mengagetkan semua pihak terjadi dalam tubuh institusi itu sendiri. Kasus Sambo yang terlibat dalam penembakan anak buahnya sendiri yakni Brigadir Joshua Hutabarat (Brigadir J) yang mengakibatkan kematian.

Foto Sambo dan Brigadir (J). (Sumber Foto Internet)



Kasus ini menarik perhatian semua pihak termasuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sehingga beliau memerintahkan sampai empat kali agar kasus ini diungkap sejelas jelasnya.

Belum lagi selesai kasus Sambo tiba tiba masyarakat kembali dihentakkan oleh kabar penangkapan Irjen Polisi Teddy Minahasa yang belum satu pekan menduduki posisinya sebagai Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Polisi Nico Afinta.

Irjen Polisi Teddy Minahasa diduga terlibat dalam kasus peredaran narkoba dan sekarang sudah ditahan oleh Divisi Propam Mabes Polri. Irjen Polisi Teddy Minahasa tidak bermain sendiri tetapi juga melibatkan beberapa oknum kepolisian lain termasuk beberapa orang Perwira Menengah (Pamen Polri).

Kejadi ini tidak serta merta dapat menutupi tindakan agresif kepolisian terhadap supporter Arema FC di stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Penangkapan Polisi berpangkat Jenderal itu menambah panjang kasus Polisi yang seyogyanya memberantas peredaran narkoba dan mengayomi masyarakat tetapi justru malah menjadi pelaku tindak kejahatan.

Presisi POLRI (Foto: Ist)


Sebelumnya Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma telah ditangkap oleh Propam Polda Jawa Barat karena terbukti positif narkoba. Masih di Jawa Barat Kasat Narkoba Polres Karawang AKP Nurdin Massa juga ditangkap dengan dugaan peredaran narkoba.

Khusus kasus jatuhnya ratusan korban suporter di stadion Kanjuruhan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin langsung oleh Menkopolhukan Mahfud MD melalui investigasi menyimpulkan adanya dugaan kesalahan prosedur pihak kepolisian dalam penangan kerusuhan yang terjadi.

Peristiwa peristiwa besar yang melibatkan oknum pihak kepolisian ini tidak bisa dianggap kecil karena telah melibatkan tokoh tokoh tinggi dalah kepolisian. Akibatnya masyarakat akan beranggapan bahwa kejadian ini seakan sudah dalam bentuk satu komando tertentu sehingga nanti tidak menutup kemungkinan akan ada oknum dalam semua level baik sebagai pelaku langsung atau sekedar beking.

Berpengalaman pada kejadian ini dan pandangan masyarakat terhadap jajaran kepolisian maka kita berharap agar kejadian kejadian ini bisa diambil sebagai momen istimewa bagi pihak kepolisian untuk melakukan kegiatan bersih bersih dalam lingkungan institusi aparat berseragam coklat ini.

Kita sebagai rakyat yang telah memilih para wakilnya di senayan berharap agar semua anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini dapat memperlihatkan kerja kepengawasan mereka dan meminta agar kepala kepolisian negara Repulik Indonesia serta Presiden Republik Indonesia sebagai pimpinan tertinggi pemerintahan untuk segera melakukan tindakan pencucian bersih tanpa pandang bulu di dalam institusi Polri serta melakukannya secara terbuka agar kepercayaan masyarakat bisa dibangkitkan kembali.

Kepada siapa lagi kita akan mencari perlindungan jika institusi tempat mengadu berisi oknum-oknum kotor seperti mereka yang sudah menjadi pesakitan tersebut.(*)

Komentar