Kolabs 2 Negara, Film Aldi Taher, Bisikan Jenazah, Malah Gak Laku

Headline, Hiburan, Nasional5604 Dilihat

Dailykepri.com | Entertainment – Aldi Taher terkenal karena hal-hal kocak yang ia lakukan di sosial media. Seperti membuat lagu, hingga sempat dihujat karena membaca Al-Quran sembari direkam. Namun meski begitu, tak membuatnya kehilangan semangat untuk terus berkarya.

Pada tahun 2022 kemarin, dirinya sukses membuat film terbarunya yang berjudul Bisikan Jenazah. Film horror yang menggaet aktris asal Malaysia, Emma Baembong. Film ini diproduksi oleh Bersahaja Entertaiment (Indonesia) dan Langit Terang Entertaiment (Malaysia). Jadi boleh dibilang film ini merupakan kolaborasi antar dua negara.

Dalam project ini Aldi bertugas sebagai Produser, Sutradara, Penulis dan juga Pemeran. Bayangkan betapa multitalenta nya orang ini. Bahkan ia mengaku bahwa naskah dan dialognya dibuat mendadak. Jadi tidak ada persiapan, semuanya spontan dibuat on the spot di lokasi syuting.

Namun sayang, saat tayang di bioskop film ini tidak laku dan hanya mendapatkan 7 ribu penonton. Lalu film ini dialihkan ke YouTube dan bisa ditonton secara gratis. Kini views-nya sudah mencapai 2,3 juta di YouTube dan masih akan terus bertambah.

Film ini mendadak kembali viral setelah Vidi Aldiano mempromosikannya di podcast Deddy Corbuzer yang kita tahu banyak penontonnya. Akibatnya, banyak dari penonton Deddy yang penasaran dan akhirnya menonton film tersebut di channel Bersahaja Entertaiment.

Vidi Aldiano mempromosikan film Bisikan Jenazah di podcast Deddy Corbuzer. Foto: Istimewa

Film ini sendiri berkisah tentang sepasang kekasih yang hendak berbulan madu ke sebuah tempat yang sudah disiapkan. Namun karena adanya masalah, mereka terpaksa pindah ke tempat lain untuk bulan madu. Hingga sampailah mereka di sebuah rumah yang mereka tempati. Sayangnya, rumah itu ternyata merupakan rumah angker bekas pemujaan setan.

Aldi Taher sendiri mengaku bahwa pembuatan film ini tidak muluk-muluk. Meski mengeluarkan uang hingga ratusan juta rupiah untuk syuting di Malaysia, tapi ia tetap bangga bisa sukses membuat film ini sampai jadi. Karena baginya, ia hanya ingin berkarya.

Keputusan untuk menayangkan film ini di YouTube bisa jadi sebagai bentuk kepasrahan karena tidak laku atau sayang daripada gak ada yang tonton, jadi ditaruh di YouTube saja.

Jelas bahwa Aldi mengesampingkan keuntungan dari film ini. Ya, semoga saja kedepannya bisa ada film-film lainnya dari Aldi Taher. (**/red)

Komentar