Deru juga menyampaikan bahwa Pemerintah bukan tidak ingin membangunkan jembatan penyeberangan di kawasan itu, namun karena membutuhkan dana besar, selain itu juga dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas pelayaran dan menyebabkan sedimentasi. Sebagai solusi maka dioperasionalkan KMP Putri Leanpuri.
“Terwujudnya sarana penyeberangan ini merupakan kerjasama Kementerian Perhubungan, Pemprov Sumsel dan pemkab Banyuasin,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Banyuasin Askolani menjelaskan pelabuhan penyeberangan yang diresmikan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat Banyuasin sejak lama.
“Benar-benar dibutuhkan karena ada 27 desa yang terdapat di seberang (Karang Baru) dan penduduk berjumlah sekitar 70 ribu. Terlebih lagi saat ini, Banyuasin naik peringkat menjadi peringkat 3 penghasil gabah terbesar di Indonesia dan nomor 1 di Sumsel. Hampir 40 persen gabah tersebut dihasilkan dari desa seberang yang berada di Karang Baru,” bebernya.
Kepala Balai Transportasi : Latar belakang pembangunan
Komentar