Dailykepri.com | Natuna – Pemerintah Kabupaten Natuna tak henti-hentinya memberikan perhatian dan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya, termasuk kepada para nelayan yang sering kali beroperasi di wilayah perbatasan. Baru-baru ini, insiden penangkapan nelayan Natuna di perairan Miri, Malaysia Timur, menimbulkan keprihatinan, sehingga pemerintah melalui Dinas Perikanan kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan kesadaran para nelayan dalam menjaga jarak dari perairan negara tetangga.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suryanto, yang akrab disapa Pak Jojo, menegaskan bahwa pihaknya selalu memberikan pembinaan terbaik, khususnya terkait batas wilayah laut yang sering menjadi area rawan. “Kami secara rutin memberikan penyuluhan mengenai batas-batas wilayah agar nelayan memahami area yang aman untuk mereka. Namun, kepatuhan dan kesadaran terhadap risiko ini harus datang dari nelayan sendiri,” ujarnya saat diwawancarai.
Imbauan Agar Nelayan Lebih Berhati-hati
Pak Jojo juga mengimbau seluruh nelayan Natuna untuk lebih berhati-hati saat melaut. Ia menekankan pentingnya mengikuti jalur pelayaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar tidak memasuki perairan negara tetangga. “Kami meminta para nelayan untuk menghindari perairan negara jiran seperti Malaysia. Selain berisiko terkena sanksi, hal ini juga bisa menimbulkan masalah diplomatik,” tambahnya.
Menurutnya, meski sosialisasi terkait batas laut telah sering dilakukan, insiden penangkapan di wilayah perbatasan masih kerap terjadi. “Kami berharap para nelayan memahami risiko dan dampak yang bisa timbul jika mereka melanggar batas wilayah,” jelas Pak Jojo.
Proses Pemulangan Melibatkan Banyak Pihak
Setiap kali ada nelayan yang tertangkap di perairan Malaysia, banyak instansi terkait yang turut terlibat dalam proses pemulangan dan penyelesaian masalah, seperti KJRI di Serawak, Pemerintah luar negeri, dan pihak keamanan. Pemerintah Kabupaten Natuna berkomitmen untuk memberikan bantuan, tetapi proses pemulangan ini memakan waktu karena harus melalui jalur diplomasi yang panjang.
Pak Jojo juga menyampaikan rasa empati kepada keluarga nelayan yang terdampak insiden tersebut. “Kami paham bahwa penangkapan ini membawa beban emosional bagi keluarga mereka, oleh karena itu, kami berusaha membantu dengan memberikan informasi dan pendampingan,” ucapnya.
Upaya Peningkatan Kesadaran Lewat Sosialisasi dan Pendidikan
Untuk meminimalisir kejadian serupa, pemerintah berencana meningkatkan sosialisasi dan edukasi bagi para nelayan Natuna, terutama dalam hal pemahaman batas maritim dan risiko pelanggaran hukum di negara tetangga. Akan dibahas pula rencana pembentukan kelompok pengawas mandiri di komunitas nelayan untuk membantu memantau aktivitas saat melaut.
“Kami ingin para nelayan menyadari bahwa laut memiliki batas yang harus dihormati. Ini tidak hanya menyangkut keselamatan mereka, tetapi juga menjaga hubungan baik antarnegara,” tutup Pak Jojo.
Pemerintah Kabupaten Natuna berharap melalui peningkatan sosialisasi dan dukungan bagi para nelayan, insiden penangkapan di perairan negara lain bisa dihindari. Dengan langkah ini, diharapkan para nelayan Natuna dapat terus bekerja dengan aman dan sejahtera tanpa risiko masalah hukum lintas negara. (Red/Julita-Natuna)
Komentar