M. Fathul Ramodhoni, Alumni Nurul Ula Burai Jadi Imam di Masjid Besar Qatar

Dailykepri.com | Ogan Ilir — Sebagai satu yayasan pendidikan yang bernafaskan Islam dan berusia hampir tiga perempat abad, Yayasan Nurul Ula Burai telah memberikan banyak kontribusi dalam dunia pendidikan.

Walaupun berada di bagian ujung wilayah Kecamatan Tanjung Batu, namun yayasan ini telah melahirkan banyak alumni yang berprestasi dan berkiprah baik di dunia pendidikan maupun pemerintahan.

Secara prestasi alumni, Yayasan Nurul Ula Burai telah mencetak alumni yang berhasil berkiprah mulai dari tingkat kabupaten sampai internasional.

Salah satu prestasi yang patut dibanggakan baru-baru ini, tidak hanya oleh masyarakat Burai saja tetapi juga oleh masyarakat Ogan Ilir bahkan Indonesia adalah prestasi yang diraih oleh dua bersaudara M. Fathul Ramodhoni dan M. Fadlul Amal. Dan sebagai rasa bangga akan putera daerahnya, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir menghadiahi mereka berdua dengan hadiah berangkat umrah ke tanah suci.

M. Fathul Ramodhoni, anak pasangan Bapak M. Islah dan Ibu Netty Aryani, warga Dusun 1 Dusun Burai ini, berhasil lolos dalam seleksi menjadi imam masjid di Qatar.

M. Fathul Ramodhoni yang biasa dipanggil Doni ini berhasil menyisihkan pesaing dari seluruh Indonesia dalam kegiatan seleksi imam masjid dari Indonesia untuk negara Uni Emirat Arab tahun 2023.

Baca juga: Tertarik untuk Menjadi Imam di United Emirat Arab? Simak Tulisan Berikut

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama untuk menjaring calon imam masjid untuk ditugaskan di Uni Emirat Arab dan diikuti oleh seluruh calon dari seluruh Indonesia.

Setelah melewati seluruh rangkaian seleksi, termasuk tes akhir dengan tim penguji langsung dari Uni Emirat Arab akhirnya Dhoni, yang merupakan salah seorang alumni Madrasah Tsanawiyah Nurul Ula ini berhasil lolos dan ditugaskan untuk menjadi imam di salahsatu masjid besar di Qatar setelah berhasil menyingkirkan 518 orang peserta dari seluruh Indonesia.

Ketika Dailykepri.com dapat kesempatan berbincang langsung dengan Bapak M. Islah, orang tua kandung Dhoni yang berprofesi sebagai guru dan didampingi oleh Ibu Netty Aryani, ibu kandung Dhoni yang juga merupakan guru di Yayasan Nurul Ula Burai, membenarkan bahwa benar anak mereka atas nama M. Fathul Ramodhoni menjadi imam di salah satu masjid besar di Qatar.

”Dhoni merupakan alumni Madrasah Tsanawiyah Nurul Ula dan ikut seleksi imam Indonesia untuk negara Uni Emirat Arab tahun 2023. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama Indonesia sebagai bentuk kerjasama dengan Uni Emirat Arab dan Alhamdulillah Dhoni Lolos” kata beliau membenarkan.

Beliau juga menambahkan bahwa sebenarnya bukan hanya Dhoni, adiknya yang bernama M. Fadlul Amal yang juga alumni Nurul Ula ini berhasil menjuarai Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional tahun 2022 di Kalimantan Selatan.

Selain M. Fadlul amal masih ada lagi Qori dan Qoriah Kabupaten OI yang merupakan alumni Nurul Burai ini yaitu ananda Habibullah Aditya dan Putri Regina.

Pak Islah, yang merupakan guru di SMPN 1 Tanjung Batu ini membenarkan bahwa sejak berdirinya, Yayasan Nurul Ula Burai telah memberikan banyak sumbangsih kepada negeri ini terutama dibidang agama dan pendidikan.

Melihat itu semua, Bapak Islah sebagai salah seorang wali siswa dan warga Burai menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Ogan Ilir agar bisa memberikan perhatian lebih kepada yayasan ini.

”Kita berharap kepada pemerintah Ogan Ilir dan Departemen Agama dalam hal ini Kanwil agar mau berperan lebih untuk memfasilitasi serta memberikan bantuan baik berupa fasilitas gedung atau ruang belajar maupun hal lain yang bisa digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan Yayasan Nurul Ula ini” ungkapnya.

Sementara Bapak H. Yarhamukallah, sebagai ketua yayasan juga menyampaikan harapan yang sama apalagi saat ini yayasan Nurul Ula masih kekurangan ruang belajar.

”Saat ini kita masih kekurangan ruang belajar sehingga untuk mengatasinya terpaksa kita harus masuk bergilir. Terkadang untuk kelas RA jika terpaksa mereka harus belajar di luar ruang,” jelasnya.

“Untuk menolak mereka tentu kita tidak tega karena antusias mereka untuk belajar di sini sangat tinggi. Mungkin juga karena kita merupakan satu-satunya lembaga pendidikan di Burai ini yang berpondasikan pendidikan agama,” tutup H. Yarham menambahkan. (*af)

Komentar