Produk Ayam Olahan Indonesia Tembus Pasar Timur Tengah dan Asia, Kementan: Hilirisasi Berbuah Nyata

Headline, Nasional2734 Dilihat

DailyKepri.com | Bekasi – Langkah strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong hilirisasi produk peternakan kembali membuahkan hasil membanggakan. Sebanyak 40 ton produk ayam olahan asal Indonesia resmi dilepas ke empat negara tujuan ekspor: Uni Emirat Arab, Oman, Singapura, dan Jepang. Nilai ekspor ini mencapai 149.000 dolar AS atau setara Rp2,4 miliar.

Pelepasan ekspor dilakukan di Kawasan Industri GIIC, Cikarang, Bekasi, Senin (14/7), dan dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda. Dalam kesempatan itu, Agung memberikan apresiasi tinggi kepada PT Malindo Food Delight yang kembali berhasil membuka pasar baru untuk produk unggas olahan Indonesia.

“Kali ini, ekspor perdana ke Uni Emirat Arab menjadi catatan penting. Total 11 ton ke UEA, 11 ton ke Oman, 12 ton ke Singapura, dan 6 ton ke Jepang. Ini jadi bukti kalau pasar ekspor kita semakin meluas,” kata Agung kepada wartawan.

Agung menambahkan, perluasan pasar ke Timur Tengah sangat strategis. Ia menyinggung peluang konsumsi dari jemaah haji dan umroh asal Indonesia yang setiap tahun jumlahnya mencapai ratusan ribu orang.

“Jika katering haji dan umroh bisa menyajikan produk dari dalam negeri, tentu akan menambah daya saing kita. Rasanya sama seperti di rumah, dan ini jadi nilai tambah yang luar biasa,” imbuhnya.

Pelepasan ekspor ini juga menjadi bagian dari agenda besar pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menargetkan penguatan hilirisasi sektor pangan dan peningkatan devisa negara.

“Dengan hilirisasi, kita tak hanya menjual bahan mentah, tapi produk bernilai tinggi. Ini solusi untuk mengurangi tekanan di pasar domestik dan memperluas peluang usaha peternak lokal,” ujar Agung.

Direktur PT Malindo Food Delight, Rewin Hanrahan, menegaskan bahwa seluruh produk ekspor telah memenuhi standar mutu internasional dan siap bersaing di pasar global.

“Ekspor ke Uni Emirat Arab menjadi tonggak penting bagi kami. Permintaan dari Jepang dan Singapura juga tetap stabil, dan ini membuat kami semakin percaya diri untuk memperluas ekspansi,” tutur Rewin.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah, khususnya dalam skema kerja sama antarnegara (G to G), agar akses pasar global bisa terus terbuka bagi pelaku industri dalam negeri.

“Kami komitmen terus meningkatkan kapasitas produksi dan sistem mutu demi membawa nama baik Indonesia di kancah internasional,” tegasnya.

Kementan memastikan bahwa keberhasilan ekspor ini bukan hanya urusan bisnis, melainkan bagian dari upaya jangka panjang dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sektor riil.

Dengan semakin luasnya jangkauan ekspor, industri peternakan Indonesia diyakini mampu bertahan dan tumbuh di tengah dinamika pasar global. Ekspor ayam olahan bukan hanya menciptakan devisa, tetapi juga membuka peluang besar bagi peternak, pelaku UMKM, hingga tenaga kerja di sektor pangan.

“Ini langkah nyata. Indonesia bisa, dan dunia mulai melihat itu,” tutup Agung Suganda. (Ris1)

Komentar