Dailykepri | Timur Tengah – Dikabarkan sesikitnya 50 orang tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza pada hari Selasa (1/11).
Petugas medis berjuang untuk merawat para korban, bahkan menyiapkan ruang operasi di koridor rumah sakit.
Tank-tank Israel telah beraksi di Gaza setidaknya selama empat hari setelah berminggu-minggu pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan militan Hamas Palestina terhadap sebagian besar warga sipil Israel pada 7 Oktober dan penyanderaan lebih dari 200 orang.
Pernyataan Pasukan Pertahanan Israel mengatakan serangan terhadap Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah membunuh Ibrahim Biari. Dikatakan bahwa dia adalah pemimpin dari apa yang disebutnya “serangan teror yang mematikan” pada 7 Oktober. Namun juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah adanya komandan senior di sana dan menyebut klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.
Israel telah mengirimkan peringatan berulang kali kepada warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meskipun banyak yang mengungsi ke selatan tetapi banyak juga yang tidak.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 50 warga Palestina tewas dalam ledakan kamp pengungsi dan 150 lainnya luka-luka. .
Jurubicara Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948.
Ledakan tersebut meninggalkan kawah besar di area yang dipenuhi puing-puing dan dikelilingi oleh reruntuhan bangunan beton.
Di Washington, sekelompok pengunjuk rasa anti-perang mengangkat tangan mereka yang berlumuran darah untuk menghentikan sidang di Kongres mengenai pemberian lebih banyak bantuan kepada Israel. Mereka meneriakkan slogan-slogan termasuk, “Gencatan senjata sekarang!” “Lindungi anak-anak Gaza!” dan “Hentikan pendanaan genosida.” Polisi Capitol mengeluarkan mereka dari ruangan.
Baca juga :
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby tidak memberikan komentar mengenai ledakan di kamp pengungsi tersebut, dan mengatakan dia belum memiliki informasi. “Pembunuhan warga sipil bukanlah tujuan perang Israel” kata Kirby seperti yang dilansir Reuters Selasa (1/11). (Red)
Komentar