Musrenbang Bukan Seremoni! Wawako Sawahlunto Tekankan Penyusunan Program Tepat Sasaran

Headline, Sumbar2284 Dilihat

Dailykepri.com | Sawahlunto – Wakil Walikota Sawahlunto, Jeffry Hibatullah, menegaskan pentingnya menjadikan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) sebagai ruang strategis untuk peningkatan kualitas pembangunan, bukan cuma jadi acara formalitas belaka.

Hal ini ia sampaikan saat membuka Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, yang digelar di Balaikota Sawahlunto, Kamis (12/6/2025).

“Musrenbang ini bukan hanya agenda tahunan, tapi seharusnya menjadi momentum penting untuk menyepakati arah kebijakan, strategi, dan program prioritas yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” tegas Jeffry di hadapan peserta yang terdiri dari OPD, tokoh masyarakat, hingga organisasi pemuda.

Musrenbang hari kedua ini dihadiri berbagai elemen penting, seperti Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Kominfo, unsur KAN, Bundo Kanduang, Kelurahan, Desa, KONI, Forum Anak, dan lainnya.

Menurut Jeffry, forum ini juga harus dimanfaatkan untuk menyerap aspirasi lintas sektor, termasuk dari instansi vertikal (lembaga pemerintah pusat di daerah).

“Kita perlu evaluasi dan menyempurnakan rencana program agar benar-benar terasa dampaknya di tengah masyarakat,” tambahnya.

Tujuan besarnya? Mewujudkan pembangunan daerah yang menyeluruh—baik dari sisi ekonomi, sosial, hingga lingkungan—serta menjabarkan visi dan misi kepala daerah ke dalam program nyata yang bisa langsung diimplementasikan.

Tak ketinggalan, Ketua DPRD Kota Sawahlunto Susi Hariati yang turut hadir juga memberikan dukungan penuh. Ia menyoroti pentingnya inovasi dalam program kebudayaan, terutama gagasan “Baliak Ka Surau” yang diusulkan oleh Bundo Kanduang.

“Program ini bagus untuk membentuk karakter generasi muda, tapi harus dikemas lebih menarik. Kita bisa hadirkan konsep Smart Surau—lengkap dengan WiFi, laptop, dan pendekatan digital lainnya agar anak muda betah di surau,” ujar Susi.

Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh adat-budaya, Musrenbang RPJMD 2025–2029 di Sawahlunto diharapkan benar-benar menjadi titik tolak pembangunan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. (Ris1)

Komentar