Sekolah Terdampak Banjir, Ujian Semester di Sumbar Ditunda

Agam, Headline, Nasional, Sumbar6574 Dilihat

Dailykepri.com | Padang – Bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera Barat (Sumbar) akibat cuaca ekstrem sepekan terakhir berdampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Ribuan siswa dari tingkat sekolah dasar hingga menengah terpaksa menghentikan kegiatan belajar-mengajar, tepat saat mereka tengah bersiap menghadapi ujian semester ganjil tahun pelajaran 2025/2026.

Menanggapi kondisi darurat ini, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat mengambil langkah cepat dengan menerbitkan kebijakan penyesuaian jadwal ujian. Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Habibul Fuadi, menginstruksikan kepada seluruh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I hingga VIII untuk segera berkoordinasi dengan kepala satuan pendidikan di wilayah terdampak. Mereka diminta meninjau ulang dan menyesuaikan jadwal pelaksanaan ujian, dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kondisi fisik sarana dan prasarana sekolah, serta kesiapan psikologis siswa dan guru.

Selain itu, Dinas Pendidikan juga mewajibkan pengumpulan data akurat dan terperinci mengenai dampak bencana terhadap sektor pendidikan. Data tersebut mencakup kerusakan fasilitas pendidikan, jumlah guru, tenaga kependidikan, serta peserta didik yang terdampak. Laporan tersebut harus disampaikan paling lambat Senin, 1 Desember 2025.

Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari penetapan status tanggap darurat bencana oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, yang berlaku sejak 25 November hingga 8 Desember 2025. Dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, Dinas Pendidikan telah menerbitkan dua surat edaran. Surat pertama, tertanggal 27 November 2025, menetapkan libur kegiatan belajar mengajar pada 28 hingga 30 November. Kemudian, surat edaran kedua yang dikeluarkan pada 30 November memperpanjang masa libur hingga 3 Desember 2025.

Sejumlah sekolah di Sumatera Barat saat ini bahkan difungsikan sebagai pos pengungsian bagi warga terdampak. Di antaranya adalah SD 41 Lori, SDN 02 Cupak Tangah, dan SMPN 29 Padang. Bencana yang melanda 13 kabupaten dan kota di Sumbar juga memaksa banyak siswa dan guru mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Kondisi paling memprihatinkan tercatat di Kabupaten Agam. Di wilayah ini, tiga orang guru dan tenaga kependidikan dilaporkan meninggal dunia, empat lainnya mengalami luka-luka, dan lima orang masih dinyatakan hilang. Selain itu, sebanyak 96 unit fasilitas pendidikan mengalami kerusakan, mulai dari tingkat ringan hingga berat.

Dinas Pendidikan Sumbar menegaskan bahwa keselamatan dan kesejahteraan peserta didik serta tenaga pendidik menjadi prioritas utama dalam masa tanggap darurat ini. Penyesuaian kebijakan pendidikan diharapkan dapat memberikan ruang pemulihan bagi seluruh pihak yang terdampak, sekaligus memastikan kelangsungan proses pendidikan tetap berjalan dengan aman dan manusiawi.

Komentar