Dailykepri.com | – Kemendukbangga/BKKBN, Tanjungpinang – BKKBN Kepri menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana dan Pencegahan Stunting tahun 2025 dengan tema “Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN untuk Indonesia Emas 2045”. Acara dibuka oleh Asisten 1 Pembangunan dan Kesra, Pemprov Kepri, Drs.H.T.S.Fadillah, S.Sos,M.Si di kantor Gubernur Kepri,Dompak, Tanjungpinang (17/07/2025).
Dalam rangka mengakselerasi pencapaian tujuan pembangunan keluarga dan kependudukan, Menteri Kemendukbangga/BKKBN telah mencanangkan lima program prioritas atau Quick Wins yang berorientasi pada dampak nyata di masyarakat. Lima Quick Wins tersebut adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting GENTING), (Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Aplikasi Konsultasi Keluarga Berbasis AI (Akal Imitasi), dan Lansia Berdaya (SIDAYA).
Kelima program tersebut dirancang untuk menjawab kebutuhan strategis dan operasional pembangunan keluarga di lapangan dengan pendekatan lintas sektor, berbasis data, serta didukung oleh teknologi dan inovasi.
Namun, keberhasilan implementasi Quick Wins tersebut sangat bergantung pada sinergitas antar level pemerintahan dan penguatan lini lapangan. Sebab, sebanyak dan sebesar apa pun program dirancang di tingkat pusat, keberhasilannya akan ditentukan oleh seberapa efektif diterjemahkan dan dilaksanakan oleh petugas di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa. Lini lapangan menjadi tulang punggung pelaksanaan kebijakan di masyarakat.
Di sinilah pentingnya konsolidasi daerah melalui Rakorda. Kegiatan ini bukan hanya ajang evaluasi dan perencanaan, tetapi juga wahana untuk menyatukan visi, misi, dan strategi antara pusat dan daerah.
Dengan mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari berbagai tingkatan, rakor memungkinkan terjadinya dialog terbuka dan konstruktif mengenai capaian, kendala, serta potensi penguatan implementasi Quick Wins di daerah. Dengan demikian, rakor tahun ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang administratif, tetapi menjadi panggung utama untuk memperkuat implementasi lima Quick Wins kementerian secara nasional.
Kepala BKKBN Kepri, Rohina menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian kinerja dan menyusun strategi, arah kebijakan tahun 2024 dan 2025, memperkuat sinergi antara pusat, daerah, dan mitra strategis dalam pembangunan keluarga dan kependudukan, mendorong percepatan implementasi program Quick Wins kementerian di daerah serta mengidentifikasi inovasi dan best practices di tingkat daerah untuk direplikasi secara nasional.
“Dengan adanya rakor ini maka akan dirumuskan rekomendasi strategis pembangunan kependudukan dan keluarga nasional, terintegrasinya program Quick Wins dalam rencana kerja kementerian/badan dan unit pelaksana di daerah, terbangunnya komitmen dan rencana aksi bersama pusat-daerah dan teridentifikasinya inovasi-inovasi pelayanan keluarga di tingkat lapangan”, harapnya.
Sementara Arif Fadillah menyampaikan bahwa bonus demografi merupakan peluang emas bagi Provinsi Kepri untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran. Namun, bonus demografi ini juga dapat menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dan terencana untuk mempersiapkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing.
“Saya tegaskan kepada seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, perangkat desa, swasta, maupun masyarakat, untuk bekerja sama dan bersinergi dalam pencegahan stunting di Kepulauan Riau”, ujarnya
Arif Fadillah juga mengapresiasi semua pihak yang telah mensukseskan program pembangunan keluarga dan penurunan stunting dimana hasil Pendataan Keluarga tahun 2024 (PK-24) angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) Kepri mencapai 101,4 persen sementara capaian rata-rata nasional adalah 99,53 persen. Di samping itu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2024 yang telah melebihi 100 persen adalah angka Prevalensi Kontrasepsi Modern (m-CPR/Modern Contraceptive Rate), Persentase Kebutuhan Ber-KB Yang Tidak Terpenuhi (Unmeet Need) dan Indeks Pembanggunan Keluarga (iBangga).
Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bantuan Operasional Keluarga Berencana pada tahun 2024 adalah 87.9 persen yaitu sebesar 19,6 Miliar rupiah dari total pagu 22,3 Miliar rupiah. Penyerapan tertinggi diraih kabupaten Bintan sebesar 97,2 persen dan yang terendah adalah kota Tanjungpinang dengan realisasi 70,9 persen.
“Kerja kolaborasi adalah kunci, untuk itu marilah kita bersama-sama berkolaborasi, karena intervensi percepatan penurunan stunting, baik itu intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif, merupakan bagian program / kegiatan pada Kementerian / Lembaga / Pemerintah Daerah (KL/PD) sesuai dengan tupoksinya masing-masing, sampai dengan Pemerintahan Desa juga memiliki berbagai program/kegiatan yang terkait penurunan stunting” pesannya.
“Langkah strategis yang harus dilakukan adalah menginternalisasi Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) kabupaten/kota ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RPJMD) dan renstra melalui Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK), meningkatkan komitmen bersama dalam pembangunan keluarga dan memanfaatkan dana desa untuk mendukung pencegahan stunting”, tutupnya.
Rakorda menghadirkan 2 orang narasumber yaitu Kepala BKKBN Kepri yang menyampaikan materi Quick Wins Kemendukbangga untuk Indonesia Emas 2045 dan Kepala Barenlitbang Kepri, Dr.Aries Fhariandi,S.Sos,M.Si terkait Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK) dalam Dokumen Perencanaan Daerah tahun 2025-2029.
Kegiatan dilaksanakan secara hybrid dengan mendatangkan stake holder, forkopimda dan mitra kerja yang terlibat dalam program Bangga Kencana dan penurunan stunting. Hadir 100 orang secara langsung/luring dan selebihnya daring via zoom meeting BKKBN Kepri.
Dalam acara ini juga dilaksanakan penyerahan DAK-BOKB tahun 2025 sebesar Rp23,4 miliar kepada perwakilan tujuh kabupaten/kota se-Kepri dan penandatangan perjanjian kinerja.
Komentar