Dailykepri.com | Timur Tengah – Berawal dari serangan Pasukan Hamas tanggal 7 Oktober ke Israel yang dibalas habis-habisan oleh Israel baik darat, laut maupun Udara mengakibatkan Gaza menjadi porak poranda.
Hari demi hari, serangan yang dilancarkan ke wilayah Gaza oleh Israel semakin membabi buta.
Tanpa memperhitungkan siapa yang akan menjadi korban dan berapa jumlah korban. Israel semakin barbar dan brutal.
Topik terkait penyerangan dan genosida yang dilakukan “Israel” secara brutal ini menjadi sangat ramai diperbincangkan. Serangan yang menewaskan ribuan rakyat sipil itu sontak mengundang kecaman dan keprihatinan masyarakat dunia
Selain menyerukan dukungan secara formal di meja-meja parlemen mereka juga bersuara melalui media sosial. Para pejuang media sosial harus memerangi propaganda yang banyak muncul di antara isu Palestina dan “Israel” yang cenderung mengarahkan pada fakta yang salah.
Namun perjuangan di media sosial kerap kali juga harus berhadapan dengan algoritma yang sepertinya sudah dikendalikan oleh pihak tertentu.
Beberapa pengguna media sosial mengalami banned atau pembekuan karena isu yang mereka angkat tidak sejalan dengan keinginan pihak tertentu yang menguasai media tersebut.
Tak kehilangan akal, pendukung Palestina mulai menggunakan simbol unik untuk tetap bisa menyuarakan dukungannya, salah satu yang paling populer saat ini adalah menggunakan logo atau gambar ‘Semangka’ untuk menghindari banned.
Hal tersebut tampak dari banyaknya karya seni simbol ‘Semangka’ yang diunggah di media sosial di tengah meningkatnya eskalasi yang dilakukan pasukan “Israel” di Palestina, khususnya Jalur Gaza. Bahkan, tak sedikit pula netizen dari berbagai belahan dunia yang turut mengunggah gambar semangka, baik dalam foto ataupun sebuah ilustrasi.
Sebenarnya penggunaan ‘Semangka’ sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina bukanlah hal yang baru. Bahkan, simbol ini pertama kali muncul saat Perang Enam Hari yang terjadi pada tahun 1967.
Baca Juga:
Dilansir dari Times pada Kamis (2/11/2023), perang tersebut berkecamuk saat “Israel” menguasai Tepi Barat dan Jalur Gaza serta mengontrol Yerusalem Timur.
Dalam Perang Enam Hari tersebut, otoritas “Israel” saat itu melarang pengibaran bendera Palestina di depan umum dan menjadikannya sebagai bentuk pelanggaran pidana di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Oleh karena itu, masyarakat Palestina kemudian mulai menggunakan gambar semangka untuk mengganti simbol bendera Palestina. Gambar semangka dipilih karena saat buah itu dibelah maka warna yang dimilikinya seperti warna bendera Palestina yakni merah, hitam, putih, dan hijau. (Red)
Komentar