Dailykepri.com | Internasional – Serangan mendadak yang dilancarkan Hamas membuat Israel tersentak.
Serangan dilakukan dari semua lini, darat, laut dan udara. Dan diikuti oleh serangan beruntun sekitar 5000 roket di arahkan ke Israel.
Ahli Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Muhammad Zulifan, mengatakan serangan Hamas pada 7 Oktober terhitung menarik dan sukses mengagetkan Israel.
“Hamas melaksanakan aksi tersebut dengan menembakkan ribuan roket, sekitar 5.000 roket. Selain itu yang efektif adalah lewat gilder paralayang yang tidak bisa dideteksi radar. Sebab, radar pertahanan Israel hanya mengawasi pesawat besar seperti F16,” kata Zulifan dikutip dari Kumparan.
Glider paralayang itu tiba-tiba masuk dan merangsek ke permukiman. Mereka kemudian melancarkan serangan.
“Paralayang tidak bisa dideteksi radar. Ini kemudian yang mampu menyerang bahkan menangkap tentara dan komandannya,” jelas dia.
Tentang senjata paralayang itu menurut Zulifan sebagai inovasi baru. Hal ini juga yang membuat Israel semakin tak memandang sebelah mata Hamas.
Serangan ini menewaskan lebih dari 700 orang. Israel pun melakukan serangan balasan dan menewaskan lebih dari 300 orang di Jalur Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan.
Mengapa Hamas Serang Israel?
Zulifan menjelaskan, ini semua karena Israel yang tidak patuh terhadap perjanjian-perjanjian. Mereka terus mencaplok wilayah Palestina.
“Ketika wilayah Palestina di bawah Turki Usmani, kan Turki Usmani kalah perang sama Sekutu Inggris dan Prancis berbagi wilayah dari Maroko sampai Banda Aceh. Semua punya Turki Usmani.”
“Dalam perjanjian, diplomat Inggris dan Prancis berbagi wilayah ke dalam kekuasaan mereka. Yang di bawah kekuasaan Inggris itu termasuk Palestina. Sampai akhirnya PBB turun tangan karena di dalam ada konflik,” jelas lulusan Sastra Arab UI itu.
Resolusi 181 pun telah membagi mana wilayah Palestina dan Israel Raya. Namun Israel terus menggoyang dan mencaplok.
Baca juga:
Fasilitas Tempur Israel yang Berharga Jutaan Dolar Dihancurkan Hamas Hanya Pakai Drone Murah
“Pada tahun 1947, wilayah Palestina masih luas, sekarang hanya sedikit, yaitu di Gaza dan sedikit tepi barat. Israel ini tidak mentaati PBB, terus saja memperluas wilayah kependudukan. Khusus Jalur Gaza yang menguasai memang Hamas, Hamas ini akhirnya menguasai wilayah itu. Namun orang pertahanan Israel tahun lalu memblokade Hamas, mereka tidak bisa keluar, dan membangun tembok tinggi. Aliran listrik, air dibatasi, dan banyak hal lain,” ungkapnya. (Red)
Komentar