Geosite Batu Runciang: Jejak Alam Purba yang Menjulang di Sawahlunto

Headline, Sumbar2810 Dilihat

Dailykepri.com | Sawahlunto – Di tengah lanskap perbukitan yang sejuk dan asri di kota tambang tua Sawahlunto, berdiri gagah sebuah formasi batuan tajam yang seolah mencakar langit: Geosite Batu Runciang. Terletak di Desa Silungkang Oso, destinasi geowisata ini menawarkan pengalaman yang tak hanya memukau secara visual, tetapi juga menyimpan kisah geologi jutaan tahun silam.

Batu Runciang (dalam bahasa Minangkabau: “batu yang runcing”) memang benar-benar sesuai namanya. Dari kejauhan, batuan ini tampak menjulang dan membentuk siluet dramatis dengan ujung-ujung tajam, menjadikannya objek visual yang kuat sekaligus saksi bisu terhadap aktivitas geologi masa lalu. Formasi karstik ini dipercaya terbentuk akibat proses tektonik dan pelapukan dalam jangka waktu yang sangat panjang.

Siluet Batu Runciang yang berdiri gagah dengan latar belakang langit mendung yang dramatis. Lanskap sekitarnya terdiri dari pepohonan hijau dan perbukitan yang menambah nuansa mistis sekaligus memesona.

Sebagai bagian dari kawasan geopark yang tengah berkembang, Batu Runciang memiliki nilai ilmiah yang tinggi. Peneliti geologi menyebut kawasan ini sebagai potensi geosite unggulan karena bentuk dan susunan batunya yang unik — diduga merupakan hasil dari proses sedimentasi laut purba yang kemudian terdorong ke permukaan akibat pergerakan lempeng bumi.

Di balik keindahannya, lokasi ini juga menyimpan banyak cerita dari warga lokal, mulai dari mitos tentang bentuk-bentuk batu yang menyerupai tombak atau keris, hingga kisah tentang tempat ini sebagai lokasi pertapaan leluhur.

Geosite Batu Runciang mulai dikenal wisatawan dalam beberapa tahun terakhir, berkat upaya promosi dari komunitas lokal dan pemerintah Kota Sawahlunto.Akses jalannya  sepenuhnya mulus, pesona alamnya membuat para pejalan dan pencinta fotografi alam tak ragu menempuh jalur trekking untuk menyaksikan langsung keindahan alam yang masih perawan ini.

Di sekitar kawasan, pengunjung bisa menikmati udara segar, pemandangan hutan tropis yang hijau, serta suara alam yang menenangkan. Tempat ini juga sangat cocok untuk kegiatan seperti geowalk, camping, hingga ekspedisi foto lanskap.

Pemerintah Kota Sawahlunto menargetkan Batu Runciang sebagai salah satu ikon geowisata unggulan yang dapat masuk dalam jaringan geopark nasional, bahkan internasional. Namun, tantangan utama adalah bagaimana menjaga kelestarian dan keaslian alam sekitar tanpa merusak nilai geologis dan ekologisnya.

Edukasi kepada masyarakat lokal tentang pentingnya geowisata dan konservasi kini mulai digalakkan. Dengan keterlibatan masyarakat, Batu Runciang diharapkan bisa dikembangkan secara berkelanjutan dan memberi manfaat ekonomi tanpa kehilangan nilai ilmiah dan budayanya.

Geosite Batu Runciang bukan hanya sekadar batu menjulang, ia adalah simbol ketangguhan bumi, memori sejarah geologi yang tertanam di tanah Minangkabau. Sebuah keajaiban yang layak disaksikan, dijaga, dan diceritakan lintas generasi. (Ris1)

Komentar