Dailykepri.com | Agam – Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mendirikan empat posko kesehatan di sejumlah wilayah terdampak bencana hidrometeorologi sebagai bentuk respons cepat terhadap kebutuhan layanan medis masyarakat. Posko-posko tersebut dibangun di Koto Alam, Palembayan, Maninjau, dan Toboh Malalak, daerah yang mengalami dampak signifikan akibat banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada akhir November 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Hendri Rusdian, menyampaikan bahwa pendirian posko kesehatan ini telah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Setiap posko dilengkapi dengan tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga farmasi, serta petugas administrasi. Keberadaan posko ini bertujuan untuk memberikan pelayanan pengobatan langsung kepada warga yang terdampak bencana.
“Setelah diperiksa oleh tim medis, warga yang mengalami gangguan kesehatan langsung diberikan obat sesuai dengan penyakit yang diderita,” ujar Hendri di Lubuk Basung, Minggu (7/12).
Ia mengungkapkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh warga di lokasi bencana adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi, dan infeksi kulit. Ketiga jenis penyakit ini umum terjadi di lingkungan pengungsian yang padat dan lembap, serta minim fasilitas sanitasi.
Untuk warga yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut, Dinas Kesehatan mengarahkan agar permintaan rujukan dilakukan melalui Puskesmas Lubuk Basung. Hal ini disebabkan oleh sejumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama yang turut terdampak bencana, sehingga mengalami gangguan operasional, termasuk pemadaman listrik yang menghambat proses administrasi rujukan.
“Ada beberapa fasilitas kesehatan yang tidak bisa mengeluarkan surat rujukan karena terdampak banjir dan longsor, sehingga kami alihkan ke Puskesmas Lubuk Basung,” jelas Hendri.
Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Agam merupakan dampak dari curah hujan tinggi yang terjadi pada akhir November 2025. Banjir bandang, tanah longsor, dan banjir besar menyebabkan kerusakan luas dan menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan data terakhir, tercatat 180 orang meninggal dunia, 78 warga dinyatakan hilang, 13 orang masih menjalani perawatan medis, dan lebih dari 10.000 warga mengungsi ke lokasi-lokasi aman.
Langkah pendirian posko kesehatan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Agam dalam memastikan layanan dasar tetap tersedia bagi masyarakat terdampak, sekaligus mencegah potensi krisis kesehatan yang lebih luas di tengah situasi darurat. Narasi ini disusun dengan mengedepankan prinsip akurasi, keberimbangan, dan kepedulian publik, sesuai dengan kaidah jurnalistik yang menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab sosial.











Komentar