Dailykepri.com | Sydney — Aksi penembakan massal mengguncang kawasan wisata Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu malam, 14 Desember 2025, saat ribuan warga tengah merayakan Hanukkah. Dua pria bersenjata melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah kerumunan, menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya. Insiden ini kini diklasifikasikan sebagai serangan terorisme oleh pemerintah negara bagian New South Wales.
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 18.47 waktu setempat. Layanan darurat menerima laporan adanya suara tembakan di sekitar jembatan kecil yang mengarah ke area utama Pantai Bondi. Menurut keterangan kepolisian, dua pria berpakaian serba hitam menembakkan senjata laras panjang ke arah kerumunan dari atas jembatan, tepat saat perayaan tahunan Hanukkah berlangsung. Sekitar 1.000 orang dilaporkan menghadiri acara tersebut.
Korban tewas terdiri dari warga berusia antara 10 hingga 87 tahun. Korban termuda, seorang anak perempuan berusia 10 tahun, sempat dilarikan ke rumah sakit anak-anak namun meninggal dunia akibat luka tembak. Selain itu, 42 orang lainnya dirawat di rumah sakit, lima di antaranya dalam kondisi kritis, termasuk dua petugas kepolisian yang terluka dalam baku tembak dengan pelaku.
Identitas kedua pelaku telah diungkap oleh media lokal sebagai Sajid Akram (50) dan putranya, Naveed Akram (24). Sajid tewas dalam baku tembak di lokasi kejadian, sementara Naveed kini dalam kondisi kritis dan berada di bawah pengawasan ketat pihak kepolisian di rumah sakit. Sajid diketahui memiliki izin kepemilikan enam senjata api, yang diduga digunakan dalam aksi penembakan tersebut. Ia pertama kali datang ke Australia pada 1998 dengan visa pelajar dan kemudian memperoleh izin tinggal tetap pada 2001. Putranya, Naveed, merupakan warga negara Australia kelahiran lokal.
Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, menyatakan bahwa insiden ini dikategorikan sebagai serangan terorisme. Pemerintah federal dan aparat keamanan pun segera meluncurkan operasi kontra-terorisme gabungan. Meski motif pasti belum diungkap, pihak kepolisian menyebut serangan ini memiliki unsur anti-Semit dan terindikasi sebagai aksi teror.
Mengutip laporan ABC, dua bendera kelompok ekstremis ISIS ditemukan di dalam kendaraan yang digunakan pelaku. Namun, Kepolisian New South Wales belum dapat mengonfirmasi temuan tersebut secara resmi. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengungkapkan bahwa Naveed Akram pernah masuk dalam radar dinas keamanan pada 2019 karena memiliki hubungan dengan individu yang terlibat dalam rencana aksi terorisme. Namun, saat itu tidak ditemukan indikasi bahwa ia berpotensi melakukan kekerasan.
Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatan pelaku dengan jaringan terorisme. Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam insiden ini.
Di tengah tragedi tersebut, muncul kisah heroik dari seorang warga Muslim bernama Ahmed al Ahmed (43), yang nekat menghadang salah satu pelaku. Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, Ahmed terlihat bergulat dengan pelaku, berhasil merebut senjata, dan mengarahkannya kembali ke penyerang hingga membuat pelaku mundur. Aksi berani ini diyakini telah mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.
Ahmed, yang bekerja sebagai pedagang buah, mengalami dua luka tembak dan kini dirawat di rumah sakit. Sepupunya, Mustapha, menyatakan bahwa kondisi Ahmed masih belum stabil. “Kami belum tahu pasti bagaimana keadaannya. Tapi kami yakin dia adalah pahlawan sejati,” ujarnya kepada media.
Aksi Ahmed menuai pujian luas dari masyarakat dan para pemimpin Australia. Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut Ahmed dan warga lain yang membantu sebagai pahlawan. Hal senada disampaikan oleh PM New South Wales, Chris Minns, yang mengapresiasi keberanian warga sipil dalam menghadapi situasi berbahaya.
Hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung. Pihak berwenang berupaya mengungkap latar belakang dan jaringan yang mungkin terkait dengan kedua pelaku. Pemerintah juga meningkatkan pengamanan di sejumlah lokasi publik dan tempat ibadah, khususnya yang berkaitan dengan komunitas Yahudi.











Komentar