Dailykepri.com | Jakarta – Kementerian Keuangan terus mengintensifkan langkah konkret dalam mendorong realisasi investasi publik. Pada Rabu pagi (30/7/2025), Menteri Keuangan menerima kunjungan CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, dalam rangka membahas strategi pembiayaan inovatif untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu topik utama adalah pembahasan mengenai penerbitan obligasi Danantara sebagai salah satu opsi pendanaan. Obligasi ini diharapkan menjadi instrumen keuangan yang tidak hanya menarik bagi investor, tetapi juga mampu menjamin kesinambungan pendanaan berbagai proyek pembangunan dengan manfaat sosial dan ekonomi yang tinggi.
Pembicaraan juga difokuskan pada rencana pelaksanaan 33 proyek strategis, di mana terdapat lima proyek prioritas yang telah ditentukan berdasarkan kesiapan teknis, potensi ekonomi, dan dampak sosial yang signifikan. Lokasi proyek-proyek tersebut tersebar di beberapa kota dan akan menjadi tolok ukur awal dalam realisasi kebijakan investasi publik berbasis manfaat nyata.
“Setiap rupiah investasi harus memberikan nilai tambah, tidak hanya bagi pembangunan daerah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif,” kata Menteri Keuangan dalam keterangan tertulisnya.
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang transparan antara pemerintah, pasar, dan masyarakat dalam mengawal keberhasilan proyek investasi. Koordinasi lintas lembaga menjadi kunci agar seluruh tahapan pelaksanaan, dari pembiayaan hingga operasional proyek, berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Kesinambungan operasional proyek di daerah merupakan elemen penting yang tidak bisa diabaikan. Komitmen antarlembaga, termasuk pelibatan sektor swasta, menjadi bagian dari upaya kolektif ini,” lanjut Menkeu.
Pertemuan antara Kementerian Keuangan dan Danantara Indonesia mencerminkan sinergi antara sektor publik dan swasta dalam menyusun strategi investasi yang terarah, terukur, dan terkoordinasi.
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dengan menyusun skema pembiayaan yang adaptif, termasuk melalui penerbitan obligasi korporasi yang berorientasi pada pembangunan jangka panjang.
“Penting bagi kita memastikan bahwa setiap proyek tidak hanya feasible secara keuangan, tetapi juga mampu menciptakan multiplier effect bagi masyarakat sekitar,” ujar Rosan.
Ke depan, proyek-proyek yang akan dibiayai melalui instrumen investasi publik ini diharapkan mampu menggerakkan perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, serta memperbaiki kualitas layanan publik. Kemenkeu menekankan bahwa keberhasilan investasi publik bukan hanya diukur dari realisasi anggaran, tetapi dari sejauh mana proyek tersebut memberi dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Melalui sinergi yang erat antara pemerintah dan sektor keuangan seperti Danantara, Indonesia diharapkan dapat memperkuat pondasi pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis manfaat nyata. (Ris1)
Komentar