Solidaritas Nelayan Natuna Terkoyak, Ketua HNSI Serukan Persatuan Usai Insiden di Perairan Subi

Headline, Natuna3796 Dilihat

Dailykepri.com | Natuna – Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Natuna, Hendri, menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden pengusiran yang dialami sejumlah nelayan dari Pulau Ranai saat melaut di perairan Kecamatan Subi.

Dalam wawancara melalui sambungan telepon pada Sabtu, 25 Oktober 2025, Hendri menegaskan bahwa tindakan penolakan terhadap sesama nelayan Natuna tidak sejalan dengan semangat kebersamaan yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat pesisir.

Ia menekankan bahwa tidak ada regulasi yang membatasi ruang gerak nelayan dalam satu kabupaten, dan bahwa laut adalah sumber penghidupan bersama yang seharusnya dapat diakses oleh semua warga tanpa diskriminasi wilayah.

Menurut Hendri, prinsip kearifan lokal yang selama ini dijadikan pedoman bukanlah alat untuk melarang orang melaut, melainkan sebagai bentuk pengaturan yang bertujuan menjaga keseimbangan ekosistem laut. Pengaturan tersebut biasanya mencakup waktu penangkapan dan ukuran hasil tangkapan yang diperbolehkan, bukan pembatasan akses terhadap wilayah laut.

Ia menyayangkan jika prinsip tersebut disalahartikan hingga memicu konflik horizontal antar nelayan. Hendri juga mengingatkan bahwa gurita, sebagai komoditas musiman yang hanya muncul sekali dalam setahun, menjadi rezeki tahunan yang dinanti-nantikan oleh banyak pihak, termasuk petani yang turut melaut saat musim tiba. Oleh karena itu, ia menilai tidak adil jika akses terhadap laut dibatasi hanya untuk kelompok tertentu.

Lebih lanjut, Hendri mengajak seluruh nelayan Natuna untuk menjaga solidaritas dan memperkuat rasa persaudaraan. Ia menekankan pentingnya musyawarah sebagai jalan utama dalam menyelesaikan perbedaan pendapat di lapangan.

Menurutnya, konflik seperti ini berpotensi merusak tatanan sosial masyarakat pesisir yang selama ini hidup dalam semangat gotong royong dan saling menghormati.

Hendri berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, dan mengajak semua pihak untuk kembali pada semangat kebersamaan dalam mengelola sumber daya laut yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.

Penegasan Hendri ini menjadi pengingat bahwa laut bukan hanya ruang ekonomi, tetapi juga ruang sosial yang harus dijaga bersama.

Ia menutup pernyataannya dengan harapan agar perbedaan wilayah tidak menjadi pemicu perpecahan, melainkan menjadi kekuatan untuk saling melengkapi dalam menghadapi tantangan hidup sebagai masyarakat pesisir. (*/Julita)

Komentar