Dailykepri.com | Palembang – Dari beberapa lokasi yang dikunjungi rombongan field trip SMK Unggul Banyuasin, selain dunia Usaha dan kampus universitas. Ada tempat menarik yang tidak bisa dilupakan oleh para peserta fieldtrip.
Di sini para peserta dapat menemukan dan mengalami beberapa hal yang selama ini belum pernah mereka dapatkan di sekolah. Tempatnya disebut Graha Teknologi Sumatera Selatan
Graha Teknologi merupakan sebuah wahana bermain edukasi yang ada di Palembang. Berdiri tahun 2004 dan diresmikan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi kala itu, Ir. Kusmayanto Kadiman, Ph.D.
Berlokasi di Taman Budaya Sumatera Selatan, tepatnya di Jalan Seniman Amri Yahya Jakabaring.
Graha Teknologi yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Sumatera Selatan ini menyediakan banyak permainan edukasi yang bisa membantu anak untuk meningkatkan minat dan pemahaman mereka tentang sains.
Begitu juga yang dialami oleh rombongan fieldtrip SMK Unggul Banyuasin ketika mendatangi komplek Graha Teknologi ini.
Rombongan disambut hangat oleh beberapa staf dan anggota Graha Teknologi dan dengan ramah mereka menjelaskan satu persatu tentang fasilitas dan hal-hal yang bisa diperoleh siswa maupun guru selama berada di lokasi.
Rombongan dapat menyaksikan dan mempelajari beberapa prinsip kerja peralatan yang mendukung sains yang selama ini hanya didapatkan secara teori di sekolah. Tapi di sini selain mendapatkan penjelasan, anggota rombongan juga diajak terlibat aktif untuk membuktikan dan mempraktekkan tentang beberapa teori sains yang selama inin sudah dipelajari tetapi tanpa diperagakan.
Kita bisa menemukan berbagai peralatan sains sederhana mulai dari timbangan raksasa sampai kepada pesawat terbang dan parabola sebagai sebagai salahsatu alat untuk mengirimkan gelombang suara.
Begitupun halnya dengan alat peraga lain seperti matematika dan seni. Kita bisa menemukan angklung dan berbagai alat peraga dan permainan sains lainnya
Tidak hanya sekedar melihat tapi di graha teknologi kita bisa terlibat aktif dalam beberapa kegiatan yang mungkin selama ini hanya kita lihat di TV atau acara akrobatik saja.
Inilah pengalaman yang mungkin tidak akan terlupakan oleh rombongan Program Studi Disain Komunikasi Visual (DKV) SMK Unggul Banyuasin yakni akrobat menyalakan api di tangan.
Jika kita sering di wanti-wanti agar jangan suka main api, tetapi di graha teknologi kita justru diajak bermain api.
Di bawah bimbingan langsung Bapak Ahmad Yani, yang sabar dan karismatik dan Bu Amelia yang ceria dan humoris, beberapa anggota rombongan diajak bermain api. Bukan sembarang permainan tapi menyalakan api langsung di tangan peserta. Bahkan puncaknya peserta diminta berdiri berjejer kemudian mulai dari peserta paling kiri disuruh mengoper api yang ada di tangan kepada peserta di sampingnya, begitu seterusnya sampai pada peserta paling kanan.
Tampak sekali wajah cemas dan was was setiap peserta ketika Pak Yani mulai menyalakan api, bersiap untuk membakar tangan peserta paling kiri.
Dimulai dengan hitungan satu dua tiga, berbarengan dengan pekikan histeris para penonton melihat kobaran api menyala di tangan Bu Yulis, salah satu guru pembimbing Prodi DKV, yang hampir mencapai satu meter. Sementara bu Yulis dengan wajah cemasnya segera mengoper api ke teman di sebelahnya yang juga menunggu dengan mimik cemas apalagi ketika melihat tingginya kobaran api yang dioper Bu Yulis ke arahnya.
Tetapi bak adegan sulap atau akrobat saja, akhirnya api tersebut berhasil pindah dari sisi kiri yang diawali dari tangan Bu Yulis sampai berakhir pada ujung sisi kanan tanpa ada yang cedera atau terbakar samasekali.
Ketika kami wawancara dengan Yulis bagaimana perasaannya ketika melakukan kegiatan berbahaya tersebut, bu Yulis menjawab ” Awalnya was was, deg-degan dan rasa takut campur aduk” jawab Bu Yulis sambil tertawa. ”Tapi begitu Pak Yani menyalakan api di tangan saya, perasaan yang ada waktu itu hanya satu, yakni bagaimana caranya agar saya bisa secepat mungkin dapat memindahkan api yang di tangan saya ke tangan kawan yang disebelah” jawab Bu Yulis sambil menunjukkan tangannya yang tidak menunjukkan gejala terbakar sama sekali.
Diakhir acara, baik Bu Amelia maupun Pak Yani mulai menjelaskan prinsip kerja bermain api ini dan alat serta bahan yang digunakan. Sebenarnya sangat sederhana yakni cukup bermodalkan sabun pencuci piring dan gas yang biasa dipakai untuk isi korek api atau kompor gas portable kita semua juga bisa melakukannya.
Dalam sesi wawancara, bu Amelia tetap memperingatkan agar kegiatan ini jangan dulu dilakukan di rumah sebelum mengetahui cara kerjanya dengan baik.
Penasaran mau mencoba? Yuk datangi dulu Graha Teknologinya yang buka setiap hari kerja dan akan lebih asyik jika kita berkunjung secara rombongan. Dan jangan khawatir, setelah puas bermain sains di graha teknologi, kita juga bisa mampir di Masjid penuh sejarah yang lokasinya hanya beberapa menit perjalanan dari grahatek yakni Masjid Jenderal Cheng Ho. Dan selesai ibadah shalat di Masjid ini kita bisa mampir lagi ke Gedung Olahraga Sriwijaya untuk menyaksikan kemegahan GOR yang pernah jadi pelaku sejarah olahraga tingkat internasional beberapa tahun yang lalu. (*af)
Komentar