Dailykepri.com | Makassar – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan tidak akan mengeluarkan sertifikat halal (SH) bila pelaku usaha belum mendaftar di Sistem Informasi Halal (SIHALAL).
Hal itu disampaikan Sekretaris BPJPH Arfi Hatim saat membuka Workshop SIHALAL, di Makassar, Sulawesi Selatan. “Kami pertegas, tidak ada satu pun aplikasi mengurus sertifikasi halal selain SIHALAL, begitu juga dalam prosesnya,” ujar Arfi, di Wisma Bir Ali Asrama Haji Makassar, dilansir Kemenag, Sabtu (24/9/2022).
“Tidak ada satu Lembaga pun yang mengeluarkan sertifikasi halal selain BPJPH Kementerian Agama, jikalau pun ada, itu palsu,” tegas Arfi di hadapan sekitar 100 pelaku usaha yang menghadiri workshop.
Penegasan itu perlu disampaikan, karena menurut Arfi, masih ditemukan pelaku usaha yang mendaftar sertifikasi halal pada aplikasi yang dikelola Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) bukan pada SIHALAL. Kondisi ini membuat pengajuan pelaku usaha tidak dapat diproses menjadi sertifikasi halal.
“Kemudian mereka datang ke BPJPH setelah mendapatkan Ketetapan Halal (KH). Namun, dengan berat hati kami tidak bisa mengeluarkan sertifikasi halal (SH), karena mereka tidak mendaftar melalui SIHALAL sejak awal,” ungkap Arfi.
“Kalau mereka mau mendapatkan sertifikat halal, maka pelaku usaha wajib mengulang proses pengajuannya dari SIHALAL,” sambungnya.
Bak dayung bersambut dukungan juga hadir dari berbagai pihak salah satunya yang juga hadir sebagai narasumber, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI# Komisi VIII bidang keagamaan Samsu Niang.
“Kami akan dorong terus pelaksanaan kewajiban sertifikasi halal itu, hal itu terafirmasi dengan anggaran BPJPH yang pada 2023 nanti naik mencapai 70 persen dari tahun sebelumnya, maka dari itu ayo kita manfaatkan fasilitasi itu dengan baik di Sulawesi Selatan,” terang Niang.
Workshop Aplikasi SIHALAL yang dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan Khaeroni, serta jajaran Satgas Halal Provinsi Sulawesi Selatan itu diikuti tak kurang dari 100 pelaku usaha se-Kota Makassar, dan jadi gelaran keempat pada 2022.
“Kami sebagai pelaku usaha industri rumahan sangat berharap dengan adanya fasilitasi sertifikasi halal yang dilakukan pemerintah (BPJPH) juga sosialisasi seperti itu, karena tujuan kami ingin masuk ke toko oleh-oleh di daerah kami agar bisa bersaing produk gula aren kami,” ungkap Baso Ardianti pelaku usaha gula aren berasal dari Kabupaten Wajo, yang berjarak lebih dari 200 KM dari Kota Makassar. (Ip/Red)
Komentar